Diposting tanggal: 04 Juli 2012
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) adalah wadah bagi umat Islam untuk mengkaji, mengamalkan dan menyebarkan agama Islam secara murni berdasarkan *Al Quran dan Al Hadist*, dengan latar belakang budaya masyarakat Indonesia, dalam bingkai *Negara Kesatuan Republik Indonesia* berdasarkan *Pancasila* dan *Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945*. Dalam operasionalnya LDII semata-mata mengurusi masalah agama, ibadah dan pengabdian kepada masyarakat, tidak ada orientasi politik atau kepentingan-kepentingan duniawi lainnya.
NIAT DAN TUJUAN
Dalam beribadah kepada Allah, mempelajari dan mengamalkan Agama Islam berdasarkan Al Quran dan Al Hadist para jamaah LDII senantiasa dinasehati agar didasari niat yang murni *KARENA ALLAH* yaitu mengharapkan balasan rahmat dan ridho Allah berupa *SURGA* dan takut akan murka dan siksa Allah berupa *NERAKA*. Berdasarkan Firman Alloh yang Maha Luhur dan sabda Rasulullah SAW:
Al-Quran Surat Al Lail ayat 19-21
وَمَا لِأَحَدٍ عِندَهُ مِن نِّعْمَةٍ تُجْزَى - ١٩ إِلَّا ابْتِغَاء وَجْهِ رَبِّهِ الْأَعْلَى - ٢٠ وَلَسَوْفَ
يَرْضَى - ٢١
“Dan tidak ada bagi seseorang yang dibalas dengan kenikmatan Allah (Surga) di sisi Allah. Kecuali (amalannya) karena mencari wajah Allah Tuhannya yang Maha Mulya. Dan mereka akan senantiasa berbahagia”.
Al-Quran Surat Al Isro' ayat 57
أُولَـئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا القران سورة الإسراء ٥٧
Orang-orang yang mereka seru itu, mereka mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
Hadist riwayat Nasa'i dari Abi Amamah, Rasulullah bersabda
إِنَّ اللهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَلِ إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصً وَبْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ...الحديث* رواه النسائى عن أبى أمامة الباهلى
“Sesungguhnya Allah tidak akan menerima suatu amalan kecuali amalan itu murni dan didasari niat mencari wajahNya (Allah)”.
Al Quran Surat Ali Imron ayat 131-133
وَاتَّقُواْ النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ * وَأَطِيعُواْ اللّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ *
وَسَارِعُواْ إِلَى مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ *
القران سورة آل عمران ١٣٣-١٣١
"Takutlah kamu sekalian pada *NERAKA* yang disediakan bagi orang-orang kafir. Dan taatlah kepada Allah dan Rasul agar kamu sekalian diberi rahmat. Dan berlomba-lombalah pada pengampunan dari Tuhanmu dan *SURGA* yang luasnya langit hingga bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa".
Dalam melaksanakan ibadah kepada Allah, Jamaah LDII diarahkan agar bisa tertib, khusuk, mutawari’ (hati-hati) dan sungguh-sungguh. Selalu menjauhi perbuatan sirik, bid’ah dan kurofat serta menghindari perbuatan dosa, pelanggaran, kemaksiatan, barang haram, riba dan lain sebagainya.
Juga setiap jamaah disarankan memiliki suatu amalan andalan, yaitu amalan sunah rutin yang dikerjakan tanpa terputus hingga wafatnya, seperti; ahli puasa, ahli shalat sunah, ahli doa malam, ahli zikir, ahli shodakoh dan lain sebagainya. Ulama’ LDII juga telah mengeluarkan tuntunan amalan rutin yang dengan mudah bisa dikerjakan oleh setiap jamaah, diantaranya; membaca Al Quran sedikitnya 3 (tiga) ayat dalam sehari, membaca tahlil pagi 100X dan sore 100X, membaca doa Asmaulhusna dan lain sebagainya.
Dalam kehidupan sosial jamaah LDII senantiasa didorong untuk taat, tunduk dan patuh kepada peraturan undang-undang dan pemerintah RI yang sah berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam lingkungannya setiap jamaah LDII diharapkan bisa menjadi tauladan dengan berbudi pekerti yang baik, jujur, amanah, disiplin dan berprestasi serta tidak melanggar aturan dan norma masyarakat yang berlaku di lingkungannya.
KITAB PEDOMAN DAN METODA PENGAJARAN
Kitab pedoman yang dikaji dan diamalkan dalam LDII adalah Kitabillah (Al Quran) dan Sunah Nabi (Al Hadist). Hadist yang dikaji adalah Kutubusittah yang terdiri dari:
1. Hadist Shohih Bukhori
2. Hadist Shohih Muslim
3. Hadist Sunan Abi Dawud
4. Hadist Sunan Termizi
5. Hadist Sunan Nasa’i dan
6. Hadist Sunan Ibnu Majah
Al-Quran Surat Al An’am ayat 153
وَأَنَّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُواْ السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ
وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan sesungguhnya ini (Al Quran) adalah jalanKu yang benar maka ikutilah, dan janganlah mengikuti sembarang jalan, maka akan tersesat kamu sekalian dari jalan Allah”.
Sabda Rosulullah SAW dalam Hadist riwayat Malik
عَنْ مَالِكٍ أَنَّهُ بَلَغَهُ أنَّ رَسُولِ اللهِ صَلَى اللَّه عَلَيهِ وَسَلَمَ قَالَ تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ
تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابِ اللهِ وَ سُنَّةِ نَبِّهِ * رواه مالك فى الموطأ
“Aku (Nabi) telah meninggalkan kepada kamu sekalian dua perkara. Kalian tidak akan tersesat (pasti benarnya) selagi berpegang teguh pada keduanya, yaitu Kitabillah (Al Quran) dan Sunah Nabi (Al Hadist)”.
Untuk menjaga kelestarian ilmu Hadist tersebut sebagai dasar agama Islam, *Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)* secara berkala dan bergantian mengadakan pengajian khataman hadist besar (kutubu sittah) yang diadakan di beberapa pondok pesantren LDII di Indonesia.
Dalam mengajarkan ilmu Quran dan Hadist LDII menggunakan metoda penterjemahan kata demi kata yang ditulis langsung di bawah setiap kata dalam kitab Al Quran dan Al Hadist. Keterangan /tafsir ayat demi ayat dan hadist demi hadist dituliskan langsung pada halaman kosong di samping ayat atau hadist yang bersangkutan.
Untuk mempermudah transfer ilmu dan pengamalannya, LDII juga mencetak hadist himpunan berdasarkan topik / bab pengamalan tertentu, seperti
1. Kitabusholah (Kitab kumpulan hadist bab tata cara sholat)
2. Kitabu Da'wat (Kitab kumpulan hadist tentang macam-macam doa Islam)
3. Kitabushiam (Kitab kumpulan hadist bab puasa)
4. Kitabu Jannah Wannar (Kitab kumpulan hadist tentang surga dan neraka).
5. Kitabul Adab (Kitab kumpulan hadist tentang budi pekerti)
6. Kitabu Manasikil Haji (Kitab kumpulan hadist tentang tatacara
pelaksanaan ibadah haji). Dan lain-lain
Hingga saat ini tercatat LDII memiliki 15 macam hadist himpunan. Dengan metoda seperti ini terbukti ilmu Quran Hadist dengan mudah dapat diterima dan diamalkan oleh jamaah LDII yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat.
Untuk menjaga kesahihan ilmunya para ulama, ustadz, mubaligh dan mubalighot LDII juga menggunakan ilmu alat seperti ilmu nahwu, shorof, badi’, ma’ani, bayan, mantek, balaghoh, usul fiqih, mustholahul-hadits, dan sebagainya serta didukung dengan berbagai kitab tafsir dan sara seperti Ibnu Kathir, Muatho’, Jalalain dll.
Setiap bulan LDII mencetak antara 400 hingga 500 orang mubaligh dan mubalighot untuk ditugaskan mengajar Al Quran dan Al Hadist sekaligus membimbing Jamaah LDII di berbagai kelompok pengajian tingkat Pengurus Anak Cabang (PAC) yang ada hampir di setiap desa di Indonesia. Pengajian Al Quran dan Al Hadist di tingkat PAC ini biasanya diadakan 2 – 3 kali dalam seminggu.
MENGAJI AL-QURAN DAN AL-HADIST
*Mengaji AL-Quran dan Al-Hadist* merupakan program pertama dan paling utama dalam LDII. Mengaji wajib dilaksanakan oleh setiap elemen LDII, pria, wanita, tua, remaja atau anak-anak, mulai jamaah biasa, pengurus organisasi bahkan yang sudah berstatus ulama’, ustadz, ustadzah, mubaligh, dan mubalighot.
Manfaat mengaji Quran Hadist ini antara lain:
1. Menjamin sahnya pengamalan ibadah yang dikerjakan, sebab suatu amalan ibadah yang tidak didasari pengetahuan ilmu/ dalilnya tidak diterima Allah.
2. Menjaga kemurnian agama Islam, menghindari ro'yu, angan-angan, pendapat atau liberalisasi dalam pemahaman dan pengamalan ajaran Islam.
3. Menguasai ilmu Quran Hadist merupakan syarat mutlak hidupnya agama Islam dan tegaknya keimanan seorang Muslim.
4. Dengan mengetahui dasar dalil dalam Quran & Hadist para jamaah akan memahami hak dan kewajiban masing-masing sebagai orang Islam, sehingga jamaah mudah dinasehati, diarahkan dan diajak untuk beribadah dan beramal sholeh.
5. Dengan menguasai ilmu Quran & Hadist masing-masing jamaah dalam beribadah tidak semata terpaku pada figur ulama’, kyai atau pimpinannya.
6. Mengaji Quran Hadist memang merupakan kewajiban pokok dalam Islam.
Al Quran surat Al Isro’ ayat 36
وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولـئِكَ كَانَ عَنْهُ
مَسْؤُولاً* ٣٦
“Dan janganlah kamu sekalian mengerjakan suatu amalan apapun yang belum engkau miliki ilmunya,…”
Al Quran surat Al Mujadalah ayat 11
يَرْفَعِ اللهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُونَ
خَبِيرٌ* ١١
“Allah mengangkat orang-orang beriman dan orang-orang yang diberi ilmu derajatnya,…”
Hadist riwayat Abu Syaikh dari Ibnu Abas
الْعِلْمُ حَيَاةُ الْإِسْلَامِ وَعِمَادُ الإْيْمَانِ...الحدث * رواه أبو الشيخ عن ابن عباس
"Ilmu adalah hidupnya Islam dan tegaknya keimanan"
Hadis Ibni Majah jus 1 halaman 81
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةُ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ ...الحدث* رواه ابن ماجه عن أنس بن مالك
… dari Anas bin malik menceritakan bahwa Rosulullah SAW bersabda, “Mencari ilmu itu wajib bagi setiap orang muslim…”
Hadist riwayat Abu Dawud dari Abdulloh bin U’mar bin A’sh
العِلْمُ ثَلَاثَةٌ وَمَا سِوَى ذَلِكَ فَهُوَ فَضْلٌ ءاَيَةٌ مُحْكَمَةٌ أَوْ سُنَّةٌ قَائِمَةٌ أَوْ فَرِيْضَةٌ عَادِلَةٌ *
رواه أبوداود عن عبدالله بن عمرو بن العاص
“Ilmu (yang wajib di cari) itu ada tiga, adapun selain dari tiga itu merupakan lebihan (tidak wajib dicari); ayat yang muhkam (Al Quran) Sunnah yang tegak (Al Hadist) atau ilmu faroid yang adil (ilmu pembagian waris)”.
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) mengadakan berbagai forum tipepengajian berdasarkan kelompok usia dan gender antara lain;
1. Pengajian kelompok tingkat PAC
Pengajian ini diadakan rutin 2 – 3 hari dalam seminggu di masjid-masjid, mushalla-mushala atau surau-surau yang ada hampir di setiap desa di Indonesia. Setiap kelompok PAC biasanya terdiri 50 sampai 100 orang jamaah. Materi pengajian di tingkat kelompok ini yaitu Quran (bacaan, terjemahan dan keterangan), hadist-hadist himpunan, dan nasehat agama. Dalam forum ini pula jamaah LDII diajari hafalan-hafalan doa, dalil-dalil Quran Hadist dan hafalan surat–surat pendek AL Quran. Dalam forum pengajian kelompok tingkat PAC ini jamaah juga dikoreksi amalan ibadahnya seperti praktek berwudu dan shalat.
2. Pengajian Cabe rawit
Pengembangan mental agama dan akhlakul karimah jamaah dimulai sejak usia dini. Masa kanak-kanak merupakan pondasi utama dalam pembentukan keimanan dan akhlak umat, sebab pada usia dini seorang anak mudah dibentuk dan diarahkan. Pengajian Cabe rawit diadakan setiap hari di setiap kelompok pengajian LDII dengan materi antara lain bacaan iqro’, menulis pegon, hafalan doa-doa, dan surat-surat pendek Al Quran. Forum pengajian Caberawit juga diselingi dengan rekreasi dan bermain.
3. Pengajian Muda-mudi
Muda-mudi atau usia remaja perlu mendapat perhatian khusus dalam pembinaan mental agama. Pada usia ini pola pikir anak mulai berkembang dan pengaruh negatif pergaulan dan lingkungan semakin kuat. Karena itu pada masa ini perlu menjaga dan membentengi para remaja dengan kefahaman agama yang memadai agar generasi muda LDII tidak terjerumus dalam perbuatan maksiat, dosa-dosa dan pelanggaran agama yang dapat merugikan masa depan mereka. Sebagai bentuk kesungguhan dalam membina generasi muda, LDII telah membentuk Tim Penggerak Pembina Generus (TPPG) yang terdiri dari pakar pendidikan dan ahli psikologi. Pembinaan generasi muda dalam LDII setidaknya memiliki 3 sasaran yaitu:
* Menjadikan generasi muda yang sholeh, alim (banyak ilmunya) dan fakih dalam beribadah.
* Menjadikan generasi muda yang berakhlakul karimah (berbudi pekerti luhur), berwatak jujur, amanah, sopan dan hormat kepada orang tua dan orang lain
* Menjadikan generasi muda yang tertib, disiplin, trampil dalam bekerja dan bisa hidup mandiri
4. Pengajian Wanita/ibu-ibu
Para wanita, ibu-ibu dan remaja putri perlu diberi wadah khusus dalam pembinaan keimanan dan peningkatan kepahaman agama, mengingat kebanyakan penghuni neraka adalah kaum ibu/wanita. Sabda Rasulullah SAW:
أُرِيْتُ النَّارَ فَإِذَا أَكْثَرُ أَهْلِهَا النِّسَاءُ...الحدث* رواه البخاري في كتب الإيمان
"Diperlihatkan padaku Neraka, maka ketika itu kebanyakan penghuninya adalah wanita."
Hadist riwayat Bukhori dalam Kitabu al-Imaan
Selain itu banyak persoalan khusus dalam agama Islam menyangkut peran wanita dan para ibu. Haid, kehamilan, nifas, bersuci (menjaga najis), mendidik dan membina anak, melayani dan mengelola keluarga merupakan persoalan khusus wanita dan ibu-ibu. Disamping memberikan kerampilan beribadah forum pengajian Wanita / ibu-ibu LDII juga memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis tentang keputrian yang berguna untuk bekal hidup sehari-hari dan menunjang penghasilan keluarga.
5. Pengajian Umum
Pengajian umum merupakan forum gabungan antara beberapa jamaah PAC dan PC LDII. Pengajian ini juga merupakan wadah silaturahim antar jamaah LDII untuk membina kerukunan dan kekompakan antar jamaah.
Semua pengajian LDII bersifat terbuka untuk umum, siapapun boleh datang mengikuti setiap pengajian sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
SEJARAH DAN ULAMA PENDIRI LDII
Cikal bakal organisasi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) didirikan pada tanggal 3 Januari 1972 di Surabaya, Jawa Timur dengan nama Yayasan Karyawan Islam (YAKARI). Pada musyawarah besar [MUBES] YAKARI tahun 1981, nama YAKARI diganti menjadi Lembaga Karyawan Islam [LEMKARI].
Pada musyawarah besar [MUBES] LEMKARI tahun 1990, sesuai dengan arahan Jenderal Rudini sebagai Menteri Dalam Negeri [Mendagri] waktu itu, nama LEMKARI yang sama dengan akronim Lembaga Karate-Do Indonesia, diubah menjadi Lembaga Dakwah Islam Indonesia
Almarhum *KH. Nurhasan Al Ubaidah* adalah Bapak Pendiri LDII yang selama hidupnya ia gunakan untuk belajar agama Islam dan menyebarkannya di Indonesia. Pada tahun 1930 hingga 1941 (11 tahun) bersama dengan sahabatnya H. Nur Asnawi (Alm.), beliau belajar ilmu agama Islam di Makkah dan Madinah.
KH. Nurhasan Al Ubaidah menguasai Al-Qur’an, (bacaan, terjemahan dan tafsir ) dan beliau juga khatam 49 kitab hadits lengkap dengan ilmu alatnya. Selain itu beliau juga menguasai Qiroah Sab’ah, yaitu bacaan Nafi’ Al Madani, Ibnu Katsir Al Makki, Abu Amr Al Bashri, Ibnu Amir As Syami, Ashim Al Kufi, Hamzah Al Kufi, dan Ali Al Kisa’i. Masing-masing guru tersebut memiliki dua murid yang sangat terkenal, sehingga bacaannya diistilahkan 21 bacaan. Diantara guru-guru beliau adalah: Imam Abu Samah, Syeikh Umar Hamdan, Syeikh Yusuf, dan lain-lain
Pada tahun 1952 bersama para santrinya KH. Nurhasan Al Ubaidah mendirikan Pondok Pesantren LDII, Banjaran, Burengan, Kediri, yang saat ini menjadi salah satu pusat kegiatan keagamaan jamaah Lembaga Dakwah Islam Indonesia. Pondok pesantren ini tepatnya beralamat di jalan H.O.S. Cokroaminoto 195 Kediri, propinsi Jawa Timur.







Pengunjung hari ini
Total pengunjung
Pengunjung Online 

